Coba Anda ingat-ingat kembali, jam berapa hari ini Anda bangun? Apa yang Anda lakukan pertama kali setelah bangun? Rute mana yang Anda pilih untuk berangkat ke kantor? Kemudian, Anda ingat-ingat kembali, dua hari yang lalu, jam berapa Anda bangun di pagi hari? Apa yang pertama kali Anda lakukan setelah bangun? Rute mana yang Anda pilih untuk berangkat ke kantor? Lalu, Anda ingat-ingat kembali, situasi seminggu kemarin. Jam berapa Anda bangun? Apa yang Anda lakukan setelah bangun? Rute mana untuk berangkat ke kantor?
Bisa jadi, tidak ada yang berbeda dari jam Anda bangun di hari ini, dibandingkan dengan dua hari yang lalu, atau bahkan seminggu yang lalu. Demikian juga hal-hal yang dilakukan setelah bangun pagi, atau rute untuk berangkat ke kantor. Kita punya kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang cenderung terus menerus kita jalankan.
Sebenarnya, apa itu kebiasaan? Kebiasaan adalah hal-hal rutin yang kita kerjakan secara teratur sehari-hari, atau tanggapan otomatis kita terhadap situasi tertentu. Manusia, seperti yang Anda tahu, adalah mahluk kebiasaan. Kita melakukan hal-hal yang biasanya kita lakukan. Sering kali, karena sudah berulang kali kita melakukannya, maka kita melakukannya kembali nyaris tanpa berpikir. Kegiatan yang biasa kita jalankan sudah masuk ke pikiran bawah sadar kita, dan dengan mudah dapat mengendalikan keseharian kita. Inilah menariknya kebiasaaan. Awalnya kita memerintahkan kebiasaan, dan pada akhirnya kebiasaanlah yang memerintahkan diri kita.
Kebiasaan ini seperti pedang dengan dua sisi. Kebiasaan baik itu menguntungkan dapat membantu pengembangan diri, dan dapat menjadi teman atau partner kita dalam perjalanan hidup. Tetapi kebiasaan yang berupa kebiasaan buruk, dapat menjadi lawan atau musuh kita.
Menariknya, baik kebiasaan baik ataupun kebiasaan buruk dampaknya tidak langsung terlihat. Kebiasaan itu seperti tumbuhan yang merambati dinding tembok rumah kita. Geraknya tidak kelihatan, tetapi begitu membesar sudah mampu menutupi seluruh dinding tembok itu.
Mengulangi materi di modul interaksi dengan lingkungan, bila pikiran, perasaan, dan perilaku terus kita wujudkan, maka dari perilaku-perilaku tersebut akan muncul kebiasaan. Kebiasaan tercipta karena perilaku tertentu terus kita ulang-ulang, puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali dalam hidup kita.
Dari kebiasaan-kebiasaan tersebut akan terbentuk karakter kita, dan dari karakter kita akan tercipta nasib kita dalam hidup ini. Dengan kata lain, bila kita menanam pikiran, kita akan menuai perasaan, bila kita menanam perasaan, kita akan menuai perilaku; bila kita menanam perilaku, kita akan menuai kebiasaan; bila kita menanam kebiasaan, kita akan menuai karakter; bila kita menanam karakter, kita akan menuai nasib.
Aristoteles, seorang filsuf Yunani mengatakan, “Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang”. “Keunggulan bukanlah suatu tindakan, melainkan kebiasaan yang kita jalankan berulang-ulang”, katanya lagi. Mereka yang berbakat, punya pendidikan tinggi, ataupun punya keterampilan yang hebat, bila tidak pernah melakukan kebiasaan yang kuat, akan kehilangan bakat maupun kehebatannya.
Baca juga: Pentingnya Mempunyai Visi dalam Kehidupan
Saya mengalaminya baru-baru ini, saat aktivitas training berpindah dari tatap muka offline, kemudian menjadi online, dan akhirnya menjadi kombinasi offline dan online. Meski sudah mengajar secara tatap muka offline lebih dari 15 tahun, kemudian berhenti setahun karena menjadi aktivitas online, kemudian mengajar offline lagi, maka di saat-saat awal saya merasa kaku dan tidak luwes dalam mengajar. Ternyata, setahun meninggalkan kebiasaan yang sudah dijalankan selama 15 tahun sebelumnya, membuat diri saya kehilangan keterampilan yang dulu dimiliki. Saya perlu kembali membiasakan diri dengan aktivitas mengajar tatap muka offline.
Bila keempat tahapan itu kita jalankan, maka terbentuklah kebiasaan kita. Dalam tahap pembelajaran, pikiran kita yang banyak bekerja. Pikiran kita memetakan hal yang sedang kita lakukan. Dalam tahap pembentukan komitmen, perasaan kita yang paling dominan. Sedangkan dalam tahap latihan, perilaku kita yang menjalankan hal tersebut. Tahap pengulangan dapat muncul bila pikiran, perasaan, dan perilaku sudah terbangun dengan kebiasaan yang baru.
Yang menarik dalam empat tahapan di atas, entah yang mau kita munculkan adalah kebiasaan positif atau kebiasaan negatif, tahapan yang dilalui juga sama, pembelajaran, komitmen, latihan, dan pengulangan-pengulangan. Pengulangan yang kita lakukan akan memperkuat kebiasaan yang kita pilih. Sekali lagi, hal inipun berlaku untuk kebiasaan positif maupun negatif. Untuk kebiasaan baik atau buruk.
Maka dapat Anda bayangkan, betapa pentingnya kita mempunyai kebiasaan yang positif. Karena dari hal tersebut, kita dapat memperoleh karakter positif, dan pada akhirnya akan menuai nasib yang lebih baik juga. Kebiasaan ini, karena berjalan terus menerus, nyaris tanpa disadari, konstan, berputar sehari-hari, dapat menciptakan efektivitas, ataupun ketidakefektivan dalam hidup kita. Kebiasaan dapat dipelajari dan dapat diubah. Hanya saja, bukan merupakan jalan pintas untuk dapat mengubah kebiasaan. Kita perlu mengubah lebih dahulu perilaku, kemudian juga mengubah perasaan kita, dan mengubah pikiran atau pandangan kita tentang sesuatu hal.
Untuk meningkatkan pembangan pertumbuhan soft skills yang optimal, Indra Dewanto yang merupakan Leadership & Business Coach menyediakan pelatihan secara offline ataupun online, info selengkapnya dapat di lihat di https://indradewanto.com/events/
Jangan lupa follow Instagram kami https://www.instagram.com/energipersona/