“Sejauh mana lingkungan mempengaruhi mindset kita? Ataukah mindset tersebut memang bawaan dari diri kita sejak lahir?”
Ini pertanyaan yang sering muncul dalam pelatihan-pelatihan leadership maupun self development. Pertanyaan di atas agak mirip dengan pertanyaan tentang, “Apakah kepribadian kita dibentuk oleh lingkungan atau dibentuk oleh faktor genetik?”
Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa panjang lebar, dan tergantung kita mengikuti aliran yang mana. Ada pandangan yang mengatakan bahwa diri kita banyak dipengaruhi atau dibentuk oleh faktor genetik atau nature. Ini merupakan faktor genetik atau biologis yang dimiliki seseorang sejak lahir. Ada juga pandangan yang menyebutkan diri kita banyak dipengaruhi oleh pengalaman berinteraksi dengan lingkungan atau nurture. Dengan siapa kita bergaul, berapa lama kita bergaul dengan mereka, seberapa intens interaksi kita, akan menentukan kepribadian kita.
Tentu saja, kedua hal tersebut, baik nature maupun nurture sangat mempengaruhi kepribadian kita, bisa jadi termasuk mindset yang kita miliki. Beberapa riset menyebutkan bayi-bayi yang dikandung oleh orang tua dalam kondisi depresi, akan memiliki “bakat” untuk mudah depresi pula. Sementara mereka yang dikandung oleh orang tua yang bahagia lebih mudah untuk memiliki mindset bahagia dalam hidupnya.
Meski bakat mempunyai peran untuk membentuk mindset seseorang, pada akhirnya ketika seseorang menginjak dewasa, orang tersebut mempunyai pilihan untuk membentuk mindset dalam dirinya. Mindset seperti apa yang akan dia pilih, tergantung dari pilihannya sendiri.
Orang tersebut sudah tidak dapat lagi bergantung pada orang tuanya atau dari bakat yang diturunkan oleh orang tuanya. Bahkan, tidak pada tempatnya bila orang itu menyalahkan orang tua atau keluarganya atas mindset, pola pikir, cara pandang maupun keyakinan yang dimilikinya saat ini.
Betul, hal itu mempengaruhi mindset yang dimilikinya. Tetapi ketika dewasa, kita mempunyai tanggung jawab pribadi untuk memilih mindset yang ingin kita miliki. Ada banyak sekali pilihan-pilihan mindset yang tersedia, dan kita bisa memilih dalam setiap situasi mindset yang lebih memberdayakan diri kita dan memberikan manfaat banyak bagi lingkungan.
Saat kita sudah meyakini bahwa lingkungan mempengaruhi mindset yang kita miliki, maka kita dapat mengawali perubahan mindset kita dengan memilih lingkungan di sekitar kita. Di beberapa budaya di Indonesia, orang tua zaman dulu sering meminta anaknya untuk pergi merantau, bepergian ke tempat atau wilayah baru, dengan tujuan untuk mengubah nasibnya. Tentu, proses mengubah nasib tersebut diawali dengan proses untuk memilih lingkungan yang baru, yang lebih baik, lebih kondusif, dan lebih mendukung untuk terciptanya mindset baru sehingga akhirnya dapat membuat nasib baru.
Pola ini mirip saat saya ingin belajar menjadi seorang penulis. Ketika saya sudah memutuskan untuk menjadi seorang penulis, maka saya dapat memilih untuk memasuki komunitas-komunitas penulis. Bertemu dengan mereka yang lebih ahli dalam hal menulis. Berjumpa dengan senior-senior yang sudah berpengalaman dalam hal menulis. Dengan melakukan hal itu, maka mindset saya sebagai penulis lebih mudah terbentuk.
Berbeda tentu bila saya ingin menjadi penulis, tetapi saya lebih banyak memasuki komunitas-komunitas pecinta basket, yang setiap minggu berlatih basket, dan setiap hari banyak berdiskusi tentang permainan basket. Maka tentu mindset yang terbentuk dalam diri saya lebih banyak mindset sebagai pemain basket, atau setidaknya orang yang meminati basket.
Tentu, tidak ada yang salah dengan komunitas atau lingkungan basket, tetapi lingkungan itu tidak relevan dengan mindset yang akan saya raih.
Demikian juga kalau saya ingin memiliki mindset positif, saya pun dapat memilih orang-orang di kantor yang mempunyai mindset serupa. Saya bergaul erat dengan mereka, berinteraksi dan lebih rajin berdiskusi dengan mereka. Konsekuensi berikutnya, saya perlu menghindar dengan mereka yang memiliki mindset negatif. Kalaupun perlu berinteraksi dengan mereka, saya tidak perlu membuatnya sebagai bentuk interaksi yang intens.
Pilihan-pilihan untuk memilih mindset, sekaligus memilih lingkungan yang tepat untuk terbentuknya mindset kita, sangat tergantung pada diri kita sepenuhnya.
Jadi, lingkungan apa yang hendak Anda pilih untuk membangun mindset Anda?
Untuk meningkatkan pembangan pertumbuhan soft skills yang optimal, Indra Dewanto yang merupakan Leadership & Business Coach menyediakan pelatihan secara offline ataupun online, info selengkapnya dapat di lihat di https://indradewanto.com/events/
Jangan lupa follow Instagram kami https://www.instagram.com/energipersona/