Indra Dewanto

Entrepreneur

Growth Mindset for Entrepreneur

Jamak diketahui, perubahan perilaku yang berlangsung dalam diri kita bergantung sepenuhnya dari mindset yang kita miliki. Saat mindset kita berubah, maka perilaku kita pun akan lebih mudah berubah. Demikian juga sebaliknya. Ketika mindset kita belum berubah, maka perilaku kita pun akan lebih sulit untuk berubah.

Yang tak banyak diketahui, mindset juga mendukung peran yang akan kita jalankan. Saat kita memegang peran sebagai leader, maka kita lebih mudah memegang peran tersebut ketika mindset kita pun sudah bergeser menjadi mindset seorang leader. Jabatan formal, surat penugasan, atau atribut leader apapun, tak akan memudahkan kita menjadi seorang leader saat mindset kita belum mencapai posisi leader.

Demikian juga dengan peran sebagai entrepreneur, yang bisa jadi kita pilih karena situasi dan tuntutan yang ada meminta kita untuk memegang peran tersebut. 

 

Growth Mindset vs Fix Mindset

Tentang mindset, Carol Dweck, menulis sangat baik dalam bukunya yang berjudul sama, Mindset. Dweck mengatakan, mindset terkait erat dengan keyakinan tentang kemampuan yang kita miliki. Mindset adalah keseluruhan model mental tentang bagaimana kita hidup di dunia ini. Mindset juga merupakan sikap mental yang menentukan bagaimana kita menerjemahkan dan merespons setiap situasi yang ada di sekitar kita. 

Ketika seseorang melihat sebuah situasi mempunyai banyak keuntungan, maka dirinya lebih mudah untuk menciptakan peluang-peluang baru dalam situasi tersebut. Sebaliknya, saat seseorang melihat situasi tersebut merugikan dirinya, maka peluang-peluang akan sulit untuk dimunculkan.

Lebih jauh, Dweck mengatakan ada dua kategori orang di dunia ini. Yang pertama adalah orang-orang yang mempunyai fix mindset, dan yang kedua adalah orang-orang yang mempunyai growth mindset. Orang-orang yang mempunyai fix mindset, atau mindset yang tetap dan tidak berubah, cenderung tidak ingin keluar dari zona nyaman yang ditempati saat ini. Bahkan andaikata zona baru atau situasi yang baru itu penuh dengan hal-hal yang lebih menguntungkan.

“Saya orangnya memang seperti ini…”, “Saya dari sono-nya begini…”, “Dari dulu ini yang saya lakukan…”, merupakan contoh-contoh ekspresi dari orang-orang fix mindset. Bagi mereka, berada dalam situasi yang sama, yang dapat diprediksi, selalu lebih menyenangkan daripada berada dalam situasi yang baru. 

Sebaliknya, orang-orang yang punya growth mindset, atau mindset yang bertumbuh, akan mengatakan, “Saya bisa belajar di dalam situasi yang baru….”, “Saya bisa menikmati situasi baru…”. Orang-orang growth mindset tidak sekadar punya pandangan positif yang membuta, tetapi mereka mampu melihat bagaimana dirinya dapat tumbuh dalam situasi yang baru.

Orang-orang fix mindset mempunyai sikap, “Kalau saya gagal artinya saya tidak baik…” Mereka dengan gampang men-judge dirinya tidak kompeten, tidak ahli, tidak jagoan, dan atribut tersebut ditempelkan kepada dirinya sendiri di sepanjang kehidupan mereka. Misalnya, dalam satu kali kegagalan dalam bisnis, mereka dengan mudah melabel dirinya sendiri, “Memang saya tidak berbakat dalam bisnis….” Padahal, usahanya untuk berbisnis juga baru satu kali, itupun sepuluh tahun yang lalu!

Sebaliknya, mereka yang memiliki growth mindset mempunyai sikap, “Saat saya gagal, saya belajar…”Perhatikan di sini. Mereka yang mempunyai growth mindset bukan berarti tidak pernah gagal. Mereka yang memiliki growth mindset sadar sepenuhnya mereka bisa gagal, bahkan bisa gagal berkali-kali dalam usahanya. Tetapi setiap kegagalan yang mereka miliki menjadi sebuah peluang pembelajaran. Itu sebabnya, growth mindset berani mengambil resiko. Bagi seorang growth mindset, dalam setiap usaha cuma ada dua konsekuensi: berhasil atau belajar.

 

Growth Mindset untuk Membentuk Jiwa Entrepreneur

Dari uraian di atas, tampak jelas bahwa growth mindset, mindset yang tumbuh, mindset yang meyakini bahwa dirinya bisa terus berubah, berkembang dan belajar, dapat menjadi modal yang besar untuk membentuk jiwa entrepreneur. 

Bisa jadi, seorang growth mindset tidak mempunyai bakat untuk menjadi entrepreneur ( meski bakat entrepreneur itu sendiri masih bisa diperdebatkan lebih jauh ). Tetapi mereka sadar sepenuhnya, mereka bisa belajar, dan siap jatuh bangun untuk belajar, untuk dapat menjadi entrepreneur. 

Lingkungan di sekitar kita mungkin tidak mendukung untuk menjadi seorang entrepreneur. Tetapi saat growth mindset sudah kita miliki, kita dengan mudah memilih lingkungan baru yang memudahkan kita untuk menjadi seorang entrepreneur. Atau bahkan menciptakan sendiri lingkungan tersebut. 

Growth mindset tidak takut terhadap kegagalan bisnis. Bahkan menganggap setiap kegagalan bisnis sebagai ongkos untuk belajar. “Sebagai biaya untuk ‘sekolah bisnis’….”, demikian kata sahabat saya yang pebisnis ulung. Growth mindset tidak meletakkan kegagalan sebagai bagian yang melekat dalam diri pribadinya, tetapi hanya sebuah kegagalan dalam usahanya untuk waktu tertentu. Growth mindset mengekspresikan kegagalannya secara sehat dengan mengatakan, “Saat itu, saya mengalami kegagalan dalam usaha untuk….”, dan tidak men-judge dirinya sebagai pribadi gagal selamanya. 

Selamat memiliki growth mindset. Selamat menjadi seorang entrepreneur.

 

 

 

 

 

Untuk meningkatkan pembangan pertumbuhan soft skills yang optimal, Indra Dewanto  yang merupakan Leadership & Business Coach menyediakan pelatihan secara offline ataupun online, info selengkapnya dapat di lihat di https://indradewanto.com/events/

Jangan lupa follow Instagram kami https://www.instagram.com/energipersona/

Leave A Comment

Recommended Posts

Kirim Pesan
Terima kasih telah berkunjung di website Indra Dewanto, Leadership & Business Coaching
Ada yang bisa kami bantu?