Karena berbagai persepsi dan pandangan yang belum lengkap, sering kali muncul banyak sekali mitos tentang coaching. Tentu, tidak menjadi masalah bila mitos tersebut adalah mitos yang positif dan memberdayakan. Celakanya, mitos-mitos tersebut sebagian besar tidak membuat orang untuk berpandangan positif tentang coaching
Perjalanan Karir Memberikan Banyak Pengalaman Saya pernah merasakan ketidakjelasan dalam karir. Berpindah-pindah profesi dalam pekerjaan, pernah menjadi engineering, field engineering, marketing, operational, human resources, customer care, learning and development. Juga dengan industri yang berbeda-beda: manufaktur, otomotif, distribusi, kontraktor, dan finance. Waktu itu,
Creative Thinking itu Harus Dibentuk “Dalam 6 bulan kerja di sini, kamu harus jadi direktur”, demikian pernah senior saya bilang. Dalam hati saya ketawa ngakak. Apaan sih, maksudnya? Saya juga baru masuk 2 minggu, fresh graduate lagi. Belakangan saya baru paham…
Adakah perusahaan yang benar-benar ideal, dimana saya bisa bekerja di dalamnya? Perusahaan yang gajinya oke, bonusnya gede, bossnya enak, teman-temannya asyik, career path-nya jelas, bisa belajar banyak, bisa berekspresi bebas … Itu pertanyaan yang selalu menghantui saya, di awal-awal karir. Maka saya
Darimana kita dapat melihat kebesaran suatu perusahaan? Dari gedungnya? Omzetnya? Profit yang didapatkan? Posisinya di market? Mungkin salah satu atau kombinasi semuanya. Tetapi kebesaran perusahaan dapat juga tercipta dari hal lain. Saya pernah melamar ke salah satu perusahaan, dan diminta datang untuk
Dr. Hawkins, dalam bukunya Power vs Force, mendapatkan Peace di peringkat dua sebagai hasil risetnya tentang kesadaran manusia. Peace berada di atas Love dan Joy, serta satu tingkat di bawah posisi teratas, Englightment. Englightment, konon hanya dapat dicapai oleh manusia-manusia extraordinary, setingkat