Setiap perusahaan atau organisasi tentu mempunyai standar terhadap kinerja setiap karyawannya. Untuk memastikan kinerja tersebut berjalan, perusahaan dapat menggunakan coaching sebagai alat pengembangan karyawan. Tujuan coaching adalah untuk menggali kemampuan dan potensi karyawan, serta mengasah kemampuan yang dimiliki seseorang supaya ke depannya lebih baik. Coaching selalu berbicara tentang masa depan, bukan masa lalu. Coaching lebih merujuk kepada solusi dan tindakan yang dapat dijalankan oleh karyawan dalam mengembangkan potensinya.
Dalam lingkup pengembangan karyawan, tujuan coaching adalah membuat karyawan menyadari kelebihannya serta dapat menggunakan kelebihan tersebut secara optimal. Banyak orang lebih terpaku pada kekurangan yang dimiliki, dan kurang dapat melihat kelebihan-kelebihan mereka. Coaching dapat membantu mereka dalam hal ini.
Dalam lingkup kinerja organisasi, tujuan coaching adalah mencapai kinerja organisasi yang diinginkan, atau bahkan melampauinya. Dengan adanya kompetensi dan keterampilan karyawan yang meningkat, pastinya akan meningkatkan kinerja masing-masing di antara mereka. Dan ketika semua kinerja karyawan meningkat, pada akhirnya kinerja organisasi, entah dalam departemen, divisi, atau bahkan lingkup perusahaan, akan meningkat juga.
Coaching membawa banyak dampak positif bukan saja bagi karyawan namun juga bagi perusahaan. Bagi leader yang berperan sebagai coach, keterampilan coaching akan mempermudah mereka dalam mengenali kekuatan dan kelebihan anak buah. Bagi mereka yang menjadi coachee, adanya coaching membuat proses kesadaran akan kemampuan diri sendiri meningkat lebih cepat, sehingga akhirnya mereka akan mampu mengeluarkan potensi terbesarnya.
Secara umum, dalam aktivitas coaching dominan terjadi proses tanya jawab antara coach dan coachee. Lebih kongkritnya, coach akan lebih banyak bertanya, sedangkan coachee akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tentu, pertanyaan yang dimunculkan bukanlah sembarang pertanyaan, tetapi pertanyaan yang dapat membangkitkan potensi dan kesadaran dari coachee.
Ada beberapa prinsip coaching yang perlu diperhatikan, sehingga bila Anda berperan sebagai coach akan dapat memperoleh efektivitas yang besar dalam memberdayakan anak buah Anda.
Di atas sudah disinggung, bahwa coaching lebih banyak berbicara tentang masa depan. Maka dalam coaching, harus ada titik awal yang menjadi tujuan dari coachee. Tujuan ini bisa merupakan tujuan yang bersifat profesional atau terkait dengan peran coachee dalam perusahaan, atau tujuan yang bersifat personal atau pribadi.
Tanpa adanya tujuan yang mau dicapai, maka proses coaching tidak akan berjalan efektif. Bisa jadi, proses coaching malah akan berputar-putar tanpa ada kejelasan.
Setelah ditetapkan titik awal sebagai tujuan, dalam coaching perlu menemukan titik yang kedua, yaitu kondisi saat ini. Adanya kesadaran akan tujuan yang hendak dicapai dan kondisi saat ini yang dihadapi, akan memudahkan coachee untuk melihat arah yang perlu dia tuju. Coaching pada hakekatnya adalah sebuah perjalanan dari kondisi saat ini menuju kondisi baru atau tujuan yang diinginkan.
Setelah mengetahui tujuan dan kondisi yang dihadapi saat ini, coachee akan diminta untuk menggali strategi apa yang hendak dijalankan untuk bergeser dari kondisi saat ini menuju kondisi yang baru. Tahapan menetapkan tujuan dan memahami kondisi saat ini yang sudah dijalankan, akan memudahkan coachee untuk mengeksplorasi ide-ide guna menciptakan strategi tersebut.
Ibaratnya, bila Anda sudah mengetahui bahwa Anda akan pergi ke Surabaya, sementara kondisi saat ini adalah Anda berada di Jakarta, maka Anda dengan mudah dapat menetapkan banyak strategi untuk berpindah dari Jakarta ke Surabaya. Tetapi bila Surabaya belum menjadi tujuan, atau Jakarta belum menjadi kondisi saat ini, Anda akan kebingungan untuk menetapkan strateginya.
Bisa menetapkan strategi tentu merupakan hal yang bagus. Tetapi itu belum cukup. Sebagai coach, Anda perlu mengajak coachee untuk menetapkan langkah-langkah kongkrit guna menjalankan strategi itu. Strategi tanpa adanya langkah kongkrit, hanya akan membuat coachee frustasi.
Penetapan langkah itu bisa digali dengan pertanyaan-pertanyaan, “Apa yang akan Anda jalankan untuk menuju tujuan itu?”, “Apa spesifiknya yang akan Anda lakukan?”, “Apa yang akan Anda praktiknya untuk mewujudkan hal itu?”, dan semacamnya.
Langkah-langkah yang telah dijalankan tersebut, bagaimanapun perlu dimonitoring dan dievaluasi. Bisa jadi, langkah-langkah tersebut sudah tepat. Tetapi bisa juga, langkah-langkah tersebut kurang tepat sehingga perlu diganti ke dalam langkah-langkah yang baru.
Biasanya, proses monitoring ini mulai terjadi setelah sesi coaching kedua, ketiga atau seterusnya. Bila di sesi coaching pertama coachee menetapkan langkah-langkah, maka di sesi coaching berikutnya coach mengajak coachee untuk melakukan monitoring terhadap langkah-langkah yang dijalankan.
Nah, itulah penjelasan terkait dengan tujuan coaching dan prinsip-prinsip yang harus dilakukan dalam coaching. Dengan mengikuti prinsip-prinsip tersebut, Anda memastikan coaching yang Anda jalankan bisa optimal dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk meningkatkan pembangan pertumbuhan soft skills yang optimal, Indra Dewanto yang merupakan Leadership & Business Coach menyediakan pelatihan secara offline ataupun online, info selengkapnya dapat di lihat di https://indradewanto.com/events/
Jangan lupa follow Instagram kami https://www.instagram.com/energipersona/
Fill the Form to Download